Pages

Senin, 21 Februari 2011

Profesi Berbahaya untuk Paru-paru

Penyakit paru-paru adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di perkotaan. Polusi serta kurangnya RTH (ruang terbuka hijau) bagi taman dan pepohonan membuat banyak orang yang tinggal di kota seringkali mengalami gangguan pernapasan. Bahan-bahan berbahaya di tempat kerja yang terhirup dalam waktu lama secara teratur, atau dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan penyakit paru. Besar kecilnya dampak yang timbul tergantung pada jumlah dan lamanya paparan. Bahkan ada profesi tertentu yang sangat rentan mengalami gangguan paru-paru. Berikut beberapa profesi yang berbahaya bagi paru-paru.

  • Pekerja konstruksi. Para pekerja yang menghirup debu di lokasi konstruksi atau renovasi bangunan beresiko menderita kanker paru, mesothelioma dan asbestosis, penyakit yang menyebabkan parut pada paru dan sempitnya saluran udara. Penyakit tersebut biasanya baru berkembang 20-40 tahun setelah terpapar serat asbes dan serat itu menumpuk di paru. Yang terpapar bisa termasuk teknisi listrik, pengecat dan juga orang lain yang berdekatan dengan pekerja yang menangani asbes.
  • Tenaga kesehatan. Banyak petugas kesehatan yang sensitif terhadap serbuk residu yang ditemukan pada sarung tangan lateks. Serbuk tersebut dapat menyebabkan reaksi tipe asma parah.
  • Pekerja tekstil. Mereka yang bekerja di bidang tekstil, pengolahan produksi kapas dan serat lain, beresiko tinggi menderita bisinosis. Gejala utama penyakit ini adalah rasa sesak di dada dan gejala mirip asma. Bisinosis diakibatkan karena menghirup serbuk dari tumpukan bahan mentah yang berasal dari tumbuhan seperti serbuk bahan linen, benang atau tali rami.
  • Bartender. Melayani minuman di sebuah ruangan yang penuh asap menempatkan profesi bartender berisiko tinggi untuk penyakit paru-paru. Terutama jika mereka terpapar asap rokok selama bertahun-tahun dalam bar yang tertutup.
  • Pekerja tambang. Orang-orang yang bergelut di bidang tambang beresiko tinggi menderita paru hitam (pneumokoniosis pekerja batu bara) akibat menghirup debu batu bara selama periode sedikitnya di atas 10 tahun. Terpapar silika bebas juga bisa dialami orang yang bekerja di pemecahan batu, pemotongan granit, peledakan gunung pasir dan gunung batu, serta pembuatan jalan. Pada tahap awal, paru hitam dan silikosis tidak menimbulkan gangguan pernapasan namun bisa berkembang menjadi jaringan paru berparut yang luas.
  • Transportasi. Polusi udara yang ditimbulkan mobil atau asap pabrik juga bisa meningkatkan kadar ozon dan sulfur dioksida dalam udara. Terpapar polutan ini bisa menimbulkan sesak napas dan mengi pada penderita asma.

Share |

1 komentar:

Mobile App Developers mengatakan...

Nice post, things explained in details. Thank You.