Pages

Minggu, 07 Desember 2008

Ilmu Bagi Kehidupan

Ilmu bagi kehidupan, kehidupan ini ada pepatah mengatakan bahwa “orang bodoh akan tertipu lantaran kebodohannya”. Karena ilmu bagi kehidupan itu sangat berguna sekali. Dan juga“ orang bodoh laksana orang yang sudah mati, hanya saja jasadnya masih hidup”. Artinya seseorang dalam kehidupnya bila tidak berilmu tidaklah berarti, ia tidak akan tahu tentang tata cara dan prosedur dalam menata kehidupan, apalagi hal-hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan, seperti tata cara beribadah, bermu’amalat dan lainnya. Akibatnya ia akan bisa sesat lantaran ketidaktahuannya saat menjalankan tugas keagamaan atau tugas lainnya. Dari dua pepatah tadi dapat di ambil pelajaran bahwa hidup tanpa berilmu akan mengantarkan seseorang pada kehinaan dan ketidak berhargaan. Sebaliknya jika hidup berilmu akan mengantarkannya pada puncak kemuliaan di hadapan Allah SWT.

Setidaknya paling tidak kita di tuntut untuk menjadi orang yang alim (berilmu), kalau tidak menjadi pelajar, kalau tidak menjadi pendengar (ilmu), kalau tidak menjadi penggemar (pecinta ilmu), jangan sampai menjadi orang kelima, yaitu tidak masuk salah satu kategori orang diatas. Jika masuk pada kategori kelima maka akibatnya adalah kebobrokan dan kecelakaan besar pada dirinya. Yang di maksud ilmu di sini bukanlah ilmu yang membawa mudarat pada dirinya dan orang lain, semisal ilmu sihir dan perdukunan. Yang di maksud disini adalah ilmu yang bermaanfaat pada dirinya dan orang lain dunia-akhirat. Katakanlah kalau dalam agama adalah ilmu ‘Aqidah, syariat dan akhlaq.

Di kegelapan malam yang gelap gulita di kamar yang begitu gelap, misalnya, kita hidup seorang diri tanpa ada pelita yang menyinarinya maka akan kebingungan dan susah, tidak tahu mana pintu keluar, tidak tahu arah kemana ia akan melangkah, mau melangkah takut tergelincir atau tersandung bahkan bisa sesat. Namun dengan adanya pelita ia bisa selamat bahkan merasakan nikmatnya pelita itu meskipun berada dalam ruang yang relatif sempit. Begitu juga, dalam kehidupan seseorang akan sesat dan bisa melakukan hal yang jelek dengan seenaknya lantaran kebodohannya, tidak punya pandangan masa depan dan hidup terasa sempit meskipun berada di tengah padang pasir yang begitu luas bahkan bisa menyesatkan orang lain.

Namun dengan ilmu pengatahun ia akan bisa selamat, karena tahu bagimana ia akan melakukan sesuatu, bagaiman cara melangkah kedepan dan ia bisa berfikir secara jernih punyak perencanaan yang matang sebelumnya sehingga ia akan selamat dari mala bahaya. Ilmu akan mengantarkan manusia pada pencerahan dalam segala aspeknya; pencerahan spritual, intelektual dan pencerahan emosional, hidup terasa luas, dan akan tahu bahwa makhuk di ciptakan bukan tanpa makna, melainkan sarat dengan nilai-nilai mulia. Nilai–nilai ini tidak akan bisa di tangkap kecuali bagi orang yang berilmu.

Namun sebaliknya jika tidak memiliki ilmu maka akan tertipu dengan kebodohannya. Dengan ilmu, manusia bisa menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi ini dengan baik dan optimal. Di sinilah letak urgensi vitalitas ilmu pengatahuan yang menyeluruh. Jadi tidak heran kalau dalam islam kita di tuntut untuk mencari ilmu meskipun sampai ke negeri cina. Islam mengajarkan bahwa manusia harus belajar kepada orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat untuk agama dan dunianya sejak usia dini. Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan di berikan kepada orang yang durhaka kepada Allah. Itulah kira-kira ungkapan salah satu ulama terdahulu. Artinya seseorang akan mendapat cahaya, hidayah dan petunjuk Allah jika ia menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan pelanggaran dan mematuhi apa yang di perintahkan-Nya sesuai dengan kemampuannya

perlu diingat juga, sekarang ini ada fenomena baru: “ornag pintar tertipu karena kepintarannya”. betulkah?bagaimana mungkin? mari kita tengok disekitar kita. Berapa orang pejabat yang masuk penjara karena korupsi. bukankah kebanyakan mereka juga “berilmu”? atau berapa banyak tokoh agama yang kemudian menyalahgunakan ilmunya, bahkan menyesatkan ilmu agamanya ke jalan yang tidak semestinya?

Share |

5 komentar:

Anonim mengatakan...

bukan sekadar ilmu kawan, lebih dari itu, mentalitas kita perlu ditata. Mentalitas kita terhadap ilmu yang kita miliki. Jangan sampai ilmu yang kita miliki, yang sebenarnya bermanfaat bagi orang banyak, justru bisa membahayakan orang banyak.
Nuklir misalnya. Maka dari itu, ilmu tidak bisa berdiri sendiri sebagai pelita kehidupan. Masih ada hal lain yang perlu disiapkan sebelum kita menimba ilmu. sudah siapkah kita dengan ilmu yang akan kita dapatkan kelak ?

Wee mengatakan...

i think bangsa kita gak maju karena sebagian dari kitanya luck of attitude
we don't have:
1. Ethics, as a basic principle.
2. Integrity.
3. Responsibility.
4. Respect to the laws and rules.
5. Respect to the rights of other citizens.
6. Work loving.
7. Strive for saving and investment.
8. Will of super action.
9. Punctuality.

kaiikoko mengatakan...

to Wee: All for........!! besides that, rebound nominalizing particle strong must we belonging.

RieyaAriq's mengatakan...

orang bodoh terkadang lebih pandai daripada org pandai sebab mereka tahu kebodohannya tidak akan membuatnya membodohi org laindan hal itu menyelamatkannya, sedangkan orang pandai terkadang lebih bodoh daro org bodoh karena mereka membodohi org bodoh dgn kepandaian mereka. hahaha......ngerti nggaK....???

kaiikoko mengatakan...

to Rieya: iya saya ngerti.....hhahah!!!