Pages

Jumat, 12 Desember 2008

Negeri khayalan adalah bangsa yang besar

Negeri khayalan begitulah selalu bangsa lain melihat negeri ini. Negeri khayalan tak ubahnya adalah bangsa yang besar, apalagi dengan kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya. Dengan alamnya yang sangat cocok untuk pertanian dan minyak yang dimilikinya, negeri khayalan diberkahi alam yang luar biasa itu tidak dimiliki oleh bangsa lain, belum lagi bicara tentang jumlah penduduk negeri khayalan merupakan pasar yang besar.
Sayangnya negeri khayalan seringkali justru tidak menyadari akan kebesaran yang dimilikinya lebih ironis lagi sepertinya negeri khayalan tidak memiliki cita-cita besar yang bisa dipakai untuk menghasilkan karya besar. Hal itu bisa kita lihat dari perilaku sekarang ini, kita bukan berlomba untuk membangun kebangaan bahkan sebaliknya kita malah mencari-cari kesalahan. Negeri khayalan harus membalikkan keadaan ini apabila kita tidak ingin terpuruk dan semakin terpuruk dan tertinggal oleh negeri lain. Persepsi positip itu memang ditopang oleh kemauan besar untuk mengatasi ketertinggalan. Hal itu untuk mendorong banyak pengusaha mau menanamkan modal dan itu nantinya diharapkan mampu mendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi di negeri khayalan itu. Pada kita persepsi positif itu yang baik, harus diraih kembali. Tanpa itu semua kelebihan yang dimiliki oleh negeri khayalan sebagai bangsa besar tidak akan dioptimalkan.
Jangan sampai negeri khayalan yang kaya ini terpojok pada posisi krisis, jangan sampai ada ke-edanan individu, dan jangan ada ke-edanan kolektif atau ke-edanan antar bangsa, jangan sampai pula yang kuat menindas yang lemah dan yang lemah berfikir untuk memperkuat diri dan bersikap untuk menjadi penindas. Saat manusia dihadapkan pada dua pilihan sikap eling lan waspada adalah sikap yang harus diambil. karena "begja begjane kang lali, luwih begjo kang eling lan waspada" eling dimaksudkan eling diri, tanggung jawab sosial, tidak lupa daratan dan eling pada Sang Pencipta. Waspada tidak berarti bersikap curiga, tetapi bermaksud agar hati-hati dan bersikap antisipatip tidak sembrono.
Perubahan terjadi begitu cepat dan bergerak dengan laju pesat, upaya untuk membangun kembali negeri khayalan ini membutuhkan waktu karena itu dibutuhkan buah kesabaran untuk meraih kebersamaan itu. Yang diperlukan adalah kerja keras secara bersama-sama, secar konsisten melaksanakanya dan jangan setiap kali merusak kembali apa yang sudah kita kerjakan. Kita harus percaya diri bahwa negeri khayalan adalah bangsa yang besar

Share |

4 komentar:

Ikal's Haura mengatakan...

saya sangat hati hati apabila.

1. lagi jalan gak bawa sim

2. lagi makan periksa dompet dulu, bawa uang cash gak..!!!

3. liat jalan berlubang gak..

he,,he,,


just kidding

postingannya bagus

kaiikoko mengatakan...

to Sang pejuang: iya sich....tapi selain itu saya
mesti beriman dengan ketakutan saya

1. Takut apabila amal ibadah saya tidak diterima
2. Takut apabila semua kelaguan saya tidak sesuai dengan ajaranNya
3. Takut apabila semuanya sia²
4. Takut apabila saya ternyata diberikan kitab dari sebelah kiri

Anonim mengatakan...

aq ikutan sang pejuang aja deh komen nya, hehehe, gak kreatip, kayak setip dunkz.
nice post bro!!!

kaiikoko mengatakan...

to Else:gak ada salahnya klo kita idem.....